Senin, 29 Juli 2013

materi bahasa indonesia bab v kelas xii sma



TUJUAN PEMBELAJARAN

1.       Siswa mampu membaca nyaring teks pidato dengan intonasi yang tepat
2.       Siswa mampu memahami prinsip-prinsip penting berpidato
3.       Siswa mampu menulis resensi buku pengetahuan berdasarkan format baku
4.       Siswa mampu menjelaskan unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel

A.        MEMBACA
Membaca Nyaring Teks Pidato dengan Intonasi  yang Tepat

Sangat besar kemungkinan dalam suatu kesempatan nanti kita diminta untuk menyampaikan suatu pidato, entah karena jabatan yang diduduki atau karena prestasi yang diraih. Namun, sering seseorang gundah dan berkelit ketika diminta memberikan pidato dalam suatu acara. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari kurang PD (percaya diri), demam panggung, belum berpengalaman, sampai tidak tahu apa yang harus dikatakan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi karena ada bermacam-macam cara berpidato yang dapat dipilih sesuai kemampuan.
Ada empat metode yang lazim dipergunakan dalam berpidato, yaitu
1.       Metode impromtu, dilakukan secara spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli atau berpengalaman yang biasa diminta untuk dengan metode ini
2.       Metode Menghafal, dilakukan dengan menghafal teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kelemahan cara ini, orator harus bayak meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti perkembangan situasi
3.       Metode Naskah, dilakukan dengan membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bisanya dipergunakan untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau dibuatkan oleh orang lain
4.       MetodeEkstemporan, dilakukan dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Di antara metode di atas, cara yang paling cocok bagi yang baru belajar atau pertama kalinya melakukan, yaitu metode naskah. Keuntungan metode ini adalah orator tidak perlu berpikir tentang materi yang akan disampaikan. Semua kata yang akan diucapkan, sudah ditulis dalam naskah dan tinggal membacanya. Oleh karena naskah ditulis sebelum berpidato, ia dapat meminta bantua orang lain untuk memberi masukan materi pidatonya. Bahkan, ada yang sepenuhnya dibuatkan oleh orang lain. Sementara kelemahannya, yaitu seseorang harus meluangkan waktu  lebih banyak untuk menyusun dan membacakannya. Selain itu,  karena terpaku pada teks, pidato menjadi tidak komunikatif. Tatapan mata kepada hadirin sebagai bentuk komunikasi tubuh memnjadi kurang terjalin. Orator juga menjadi terlalu terikat dan kurang fleksibel beradaptasi dengan perkembangan situasi dan reaksi aidiensi. Untuk mengimbangi beberapa kelemahan itu, orator harus dapat menghidupkan naskah yang dibacanya. Caranya adalah dengan membacakan dengan ekspresif, berirama, dan dengan intonasi yang tepat. Ucapan juga harus terdengar dengan jelas. Oleh akrena itu, selain mempersiapkan naskah pidato, penting sekali untuk berlatih terlebih dahulu sebelum membacakan teks pidato.
Untuk mengetahui bagaimana cara membacakan teks pidato secara menarik, terlebih dahulu, simaklah pidato berikut ini.
Sambutan Presiden Republik Indonesia
pada Acara Peresmian Pemasyarakatan Pemanfaatan BBG pada Kendaraan Bermotor
20 Mei 2006
Bismilahirrokhmanirrokhim,
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Selamat sore
Salam Sejahtera untuk kita semua
Yang saya hormati Saudara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,
Saudara Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Saudara Gubernur DKI Jakarta dan Para Pimpinan serta Pejabat di Jakarta, baik dariunsur Eksekutif, Legislatif, yudikatif, maupun TNI dan Polri,
Para Pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara,
Para Sesepuh,
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Hari ini kita bersyukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat berkumpul bersama-sama pada Peresmian Gerakan Pemasyarakatan Pemanfaatan Bahan Bakar Gas (BBG) pada Jebdaraan Bermotor.
Kita menyadari, bahwa dengan semakin berm=kurangnya cadangan munyak bumi dubia, kita perlu segera beralih kepada sumber energi lain. Salah satu alternatif pengganti BBM adalah BBG dari bahan bakar minyak, menjadi bahan bakar gas. Pemanfaatan BBG dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain, lebih akrab lingkungan, lebih murah, dan lebih irit atau lebih efisien.
Sesungguhnya, BBG telah mulai ditetapkan pemerintah sebagai bahan bakar kendaraan bulan Juni 1986. Ketetapan itu diberlakukan dalam rangka program diversifikasi, konversi energi dan langit biru. Namun, kita masih mengalami kendala dalam hal pengadaan stasiun pengisi BBG atau SPBG yang belum sebanyak SPBU untuk BBM. Oleh karena itu, pengguna BBG sampai saat ini masih terbatas.
Dengan semangat menerapkan kebijakan energi nasional 2006 – 2025, kita terus berupaya dengan sungguh-sungguh memanfaatkan BBG dengan energi alternatif. BBG sudah waktunya dimasyarakatkan penggunaannya, terutama di kota-kota besar. Dengan tingkat pencemaran udara yang cukup tinggi, seperti Jakarta yang kita cintai ini, BBG dapat menekan tingkat pencemaran udata itu pada tingkat yang lebih rendah.
Sebagaimana kita ketahui saat ini, kita nomor 3 dari segi pencemaran udara setelah Mexico City dan Bangkok. Dikatakan tadi, hampir 80 % pencemaran udara di Jakarta disebabkan oleh emisi bahan bakar minyak dan solar dari kendaraan bermotor.
Pengembangan BBG untuk transportasi merupakan salah satu perwujudan dari program langit biru. Untuk memasyarakatkan dan meningkatkan penggunaan BBG pemerintah akan melakukan revitalisasi terhadap stasiun pengisisn bahan bakar gas atau SPBG, lebih cepat lebih bagus. Di sini ada Menteri ESDM, ada Menteri Negara BUMN, ada Dirut Pertamina, Dirut PGN ada juga.
Mari bersama Pak Gubernur, kita lakukan percepatan pembangunan SPBG ini. Hal ini diperlukan untuk menghemat waktu pengisian BBG dibandingkan sebelumnya. Selain itu, pemerintah merencanakan pula untuk penambahan SPBG dan infrastruktur lainnya.
Saudara sekalian, kita patut bersyukur dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Pemda DKI Jakarta yang memelopori pemanfaatan BBG bagi kendaraan bermotor, khususnya di jalur bus way. Dalam waktu dekat, kendaraan umum, taksi, bajaj dan bus, serta kendaraan pribadi dapat beralih dari BBM ke BBG. Karena itu, sosialisasi  penggunaan BBG  dan pembangunan infrastrukturnya harus terus menerus dilakukan. Dan didukung semua pihak. Kita harus menghargai langkah Pemda DKI Jakarta yang mengharuskan transjakarta dan bajaj versi peremajaan untuk menggunakan BBG.
Saya berharap Pemda DKI Jakarta melakukan langkah-langkah penyempurnaan dan pelayanan dalam penggunaan BBG ini. Berikanlah kemudahan akses bagi masyarakat ke tempat-tempat pengisian BBG. Perbanyaklah jumlah kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas beserta ketersediaan bengkel dan suku cadangnya. Harus intergrated, harus total.
Dengan demikian, kalau ada satu masalahbisa segera dicarikan solusinya. Berikan pula jaminan rasa aman kepada pengguna BBG agar lebih banyak lagi anggota masyarakat yang beralih menggunakannya. Jangan sampai karena kurang komunikasi, karena kurang sosialisasi terdapat kekuatiran atau ketakutan menggunakan BBG. Kita yakinkan kepada masyarakat bahwa bahan bakar ini aman.
Dengan semakin banyaknya pengguna BBG, berarti kita telah berupaya bersama-sama menekan tingkat pencemaran udara di Jakarta. Kita menyadari bahwa warga masyarakat belum dapat menerima sepenuhnya penggunaan BBG untuk transportasi. Hal itu karena masih ada kekuatiran dari sisi keamanan. Untuk itu, saya mengingatkan, perlunya melakukan upaya standarisasi tabung gas. Itu yang pertama. Yang kedua, akreditasi bengkel, dan yang ketiga, sertifikasi teknisi. Kalau tiga-tiganya aman, tabung gasnya, bengkelnya sahiih, teknisinya bisa diyakini ketrampilannya. Isya Allah semua akan berjalan dengan baik. Untuk itu pemerintah berupaya  mendorong pengembangan BBG melaluipemberian berbagai kemudahan.
Kemudahan-kemudahan itu antara lain, penurunan harga jual gas bumi Pertamina, pemberian bantuan convention aid, pengurangan biaya listrik PLN melalui perubahan golongan tarif pelanggan untuk SPBG. Selain itu, diupayakan pula pengurangan bea masuk, penurunan pajak bahan bakar kendaraan bermotor  dan pengurangan tarif tol V pipa untuk gas bumi ileh Perusahaan Gas Negara.
Hadirin sekalian yang saya mulyakan.
Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, saya ingin menyampaikan bahwa masalah energi dan masalah lingkungan adalah dua faktor yang sangat-sangat penting bagi keberlanjutan kehidupan sustainability bagi kehidupan kita semua. Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, mari kita sukseskan kebijakan energi yang baru ini, demi kita sendiri, demi anak cucu kita, dan demi masa depan Indonesia yang kita cintai.
Hadirin sekalian yang saya hormati.
Akhirnya pada hari ini, Sabtu, 20 Mei 2006, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional dengan mengucapkan Bismillahirrokhmanirrokhim, saya resmikan “Gerakan Pemasyarakatan Pemanfaatan Bahan Bakar Gas pada Kendaraan Bermotor”. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa selalu melimpahkan bimbingan, petunjuk, dan lindungan-Nya kepada kita semua. Sekian.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tugas Kelompok.
Bentuklah kelompok diskusi yang beranggota 4 – 6 siswa.
Berdasarkan tampilan pidato di atas, berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
1.       Menurut kelompok kalian, apakah penyampaian pidato tersebut sudah menarik? Apabila ya, apa yang membuatnya menjadi menarik?
2.       Apakah orator terlihat cukup percaya diri? Apabila ya, apa indikasi atau tanda bahwa dia cukup percaya diri (PD)?
3.       Apakah orator membacakan teks pidatonya dengan intonasi dan ekspresi yang tepat?
4.       Bagaimanakah kecepatan atau tempo membacakannya? Apakah sudah cukup pas?
5.       Bagaimanakah artikulasi atau pemenggalan kata-katanya? Apakah ada kata yang diucapkan dengan pelafalan yang keliru? Jika ada, tunjukkan dengan jelas!
6.       Bagaimana jalinan kontak mata dengan pendengar,, apakah sudah dilakukan dengan cukup?
7.       Bagaimanakah sikap badan dan sikap tangan yang memegang teks? Apakah sudah dilakukan dengan baik dan benar?
8.       Jika menurutmu tidak menarik, apakah yang menjadi kekurangannya? Sebutkan hal-hal yang perlu diperbaiki!
Secara bergantian, presentasikanlah jawaban kelompok kalian di muka kelas. Bersama-sama teman satu kelas dan dengan bimbingan guru, rumuskanlah cara membacakan teks pidato yang benar dan menarik.
Uji Kompetensi
1.       Bergabunglah kembali pada kelompokmu. Pelajarilah kutipan penggalab pidato yang telah diberikan
2.       Di depan kelompok, bacakanlah teks pidato tersebut dengan tepat dan menarik. Perhatikanlah intonasi, artikulasi dan pemenggalan, gaya dan ekspresi, kontak mata, tempo, dan lain sebagainya.
3.       Setelah selesai, mintalah teman-temanmu untuk mengomentari panampilanmu. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan evaluasi berikut dan mintalah tamanmu untuk menjawab dengan jujur.
Pertanyaan Panduan
Penilaian
Baik
Cukup
Kurang
Apakah saya sudah terlihat percaya diri dan tidak demam panggung?



Apakah volume suara saya terdengar cukup jelas?



Bagaimana tempo membaca saya?



Apakah pelafalan saya sudah tepat?



Apakah saya sudah membaca dengan berintonasi?



Bagaimana gaya dan sikap badan saya?



Apakah saya saat membaca terlihat ekspresif?



Bagaimana tatapan mata saya kepada audien saat membaca?
Apakah sudah cukup dan merata?



Bagaimana sikap tangan dan cara saya memegang teks?



4.       Berdasarkan masukan dan penilaian dari teman. Berlatihlah lagi sampai penampilan kalian dinilai cukup.
Memahami Prinsip-prinsip Penting Berpidato
Semua orang yang berpidato, ingin ucapannya didengar sampai kata terakhir dengan perasaan senang dan ikhlas. Namun, harapan itu kadang sulit terwujud. Seringkali, saat seseorang berpidato, pendengar malah asyik mengobrol sendiri atau tertunduk karena bosan. Semua itu tidak terlepas dari bagaiman cara orang tersebut berpidato. Seandainya dibawakan dengan menarik dan  isinya berbobot, pasti dengan sendirinya pendengar akan menyimak dengan antusias. Namun, bila disampaikan dengan suara hambar, tidak bersemangat, tidak menguasai materi, tidak bersahabat, tentu harapan itu sulit terwujud.
Berikut ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar pidato menarik dan sukses.
1.       Menguasai materi pidato, apapun metode yang digunakan
2.       Menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif’
3.       Menggunakan bahasa Indonesia baku, terlebih pidato dalam forum resmi
4.       Mengenakan pakaian rapi dan sopan sesuai budaya serta situasi
5.       Menghindari pembicaraan bermuatan SARA
6.       Tidak merendahkan martabat dan harga diri pendengar dan tidak terlalu menggurui
7.       Percaya diri, tetapi tidak memberi kesan sombong atau angkuh
8.       Selalu ingat pada waktu dan pintar membaca situasi
Uji Kompetensi
1.       Karanglah naskah pidato bertopik teknologi sepanjang 1 halaman folio atau durasi penyampaiannya paling lama 3 menit
2.       Ketiklah teks tersebut di selembar kertas kuarto atau A4
3.       Pelajari dan berlatih membacakan teks tersebut. Jika perlu, berlatihlah di depan cermin atau dihadapan salah seorang temanmu.
4.       Garis bawahilah informasi-informasi atau ide-ide penting yang ada dalam teks dan perlu mendapat tekanan khusus
5.       Tandai pula kata-kata yang pelafalannya sulit atau rawan salah pemenggalan
6.       Secara bergantian, majulah ke depan kelas untuk membacakan teks pidato tersebut.
Uji Teori
1.       Pada kesempatan apa sajakah pidato biasa disampaikan?
2.       Ketakutan apa yang sering dihadapi seseorang pada saat diminta berpidato?
3.       Apa yang menyebabkan pidato tidak menarik?
4.       Sebutkan macam-macam metode berpidato?
5.       Apakah yang dimaksud dengan metode impromtu?
6.       Apakah yang dimaksud dengan metode ekstemporan?
7.       Apakah kelebihan dan kekurangan metode naskah?
8.       Sebutkan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan pada saat berpidato?
9.       Bagaimanakah ragam bahasa yang digunakan dalam pidato resmi?
10.   Mengapa saat berpidato tidak boleh membahas hal yang bermuatan persoalan SARA?






B.        MENULIS
Menulis Resensi Buku Pengetahuan Berdasarkan Format Baku
Seiring dengan kemajuan teknologi percetakan dan derasnya arus informasi, jumlah judul buku yang diterbitkan semakin banyak. Ada buku pengetahuan populer tentang hobi, seperti tanaman hias, binatang piaraan, olah raga, musik, otomotif, elektronik, komputer, fotografi, astronomi, dan memasak. Ada juga buku pengetahuan yang berhubungan dengan minat-minat tertentu, seperti psikologi, rohani, filsafat, bisnis, politik, hukum, dan kesehatan. Banyaknya buku yang beredar itu membuat pembaca kadang bingung menentukan pilihan. Apalagi, banyak buku bertopik sama, tetapi pengarang dan penerbutnya berbeda.
Di toko buku, kebanyakan buku-buku disegel sehingga calon pembeli tidak bisa mengintip isinya. Calon pembeli tidak bisa mengetahui bagaimana kualitas buku yang akan dibelinya dan juga tidak tahu apakah isinya s
esuai kebutuhannya. Untuk membantu mengatasi persoalan itu, pembaca bisa membaca resensi buku yang sering terdapat di media cetak.
Isitlah resensi berasal dari bahasa Belanda resentie atau bahasa latin recensio yang artinya memeriksa kembali. Resensi berisi ulasan, tanggapan, penilaian, dan apresiasi seseorang terhadap sebuah buku. Resensi disebut juga timbangan buku.
Berikut ini contoh sebuah resenri. Perhatikan baik-baik isi dan sestematikanya
Maukah Kamu Jadi Murid di Zaman Victoria?
Pelajaran yang Asyik untuk Diketahui
Judul asli                       :  You Wouldn’t Want To Be a Victorian Schoolchildl: Lessons you’d rather not learn
Penulis                          :  John Malam
Ilustrator                      :  David Antram
Penerjemah                :  Nike Sinta Karina
Terbit                             : Jakarta, Erlangga for Kids, 2003, 32 hal
                                            ISBN 979-781-813-6
Harga                             :  Rp 16.000,00
Jenis                               :  buku nonfiksi anak-anak bergambar
Saya cenderung tertarik pada fiksi, tapi suatu hari tiba-tiba malah menjangkau buku ini karena penasaran dengan judulnya ditambah sampulnya yang menampilkan dua anak zaman Victoria yang sedang dihukum. Dulu waktu remaja saya pernah dipinjami buku-buku seri Horrible Histories karya Teary Deary. Buku-buku itu bisa menyajikan sisi dari sejarah dengan menarik karena penulis menaburinya dengan detil-detil mengejutkan (bagi anak-anak). Nah, buku “Maukah Kamu Jadi Murid di Zaman Victoria?” serupa dalam hal ini.
Bagaimana seandainya kamu (pembaca) adalah murid di zaman Victoria? Buku ini menceritakan apa yang akan kamu alami sehari-hari. Dimulai dari sebelum berangkat sekolah, kemudian bel masuk pukul 9, pencatatan kehadiran, dilanjutkan dengan pelajaran-pelajaran. Ada juga bagian mengenai apa yang dilakukan saat istirahat siang, apa hadiah kalau berprestasi, apa hukuman kalau nakal. Terakhir diceritakan apa yang akan terjadi jika ada penilik sekolah datang, dan bagaimana rekreasi atau pesta sekolah pada akhir tahun sekolah.
Bagian asyiknya adalah membandingkan pengalaman kamu (sebagai pembaca) di zaman tersebut dengan yang dialami di kehidupan  sebenarnya di zaman sekarang. Misalnya, di zaman itu ada pemeriksaan kutu sebellum pelajaran dimulai, pemisahan kelas anak laki-laki dan perempuan, serta pelajaran dasar adalah menulis, membaca, dan menghhitung. Diberitahukan juga apa permainan yang dulu umum dimainkan, dan yang tidak berubah dari dahulu sampai sekarang adanya anak-anak nakal yang mengganggu anak-anak lain.
Ilustrasi yang rata-rata mengisi lebih dari 50% halaman buku juga tak kalah menarik. Pembaca akan asyik mengamati gambar-gambar peralatan kelas yang jauh berbeda dengan zaman sekarang, gaya berpakaian orang-orangnya, dan banyak adegan-adegan lucu, seperti anak yang tak sengaja menumpahkan tinta. Oh ya, sebagian teksnya juga lucu, misal pada sidebar di halaman 18, Pengetahuan Umum. “Pada pelajaran ini, kamu belajar tentang hal-hal yang tak begitu penting. Misalnya, suara bebek tidak bergema dan bintang laut tidak punya otak”.
Kalau diperhatikan, judul asli dan subjudul asli buku ini berbentuk kalimat negatif. Biasanya anak-anak – kadang orang dewasa juga – kalau diberitahu sesuatu tidak bagus atau jangan dilakukan, malah ingin tahu. Entah mengapa terjemahannya berubah menjadi kalimat berbentuk positif. Untung sama menariknya.
Pada sampul depan, ejaan yang dipakai adalah “Victoria”, tapi di halaman judul serta halaman informasi penerbitan (kolofon) ejaan yang dipakai adalah “Viktoria”, mana yang benar?
Terlepas dari kekurangan tadi, buku ini asyik dibolak-balik walau buat memandangi ilustrasinya saja. Tapi saya yalin pembaca kecil juga akan tertarik untuk membaca teksnya yang tak kalah seru. Buku-buku lain di seri “Maukah Kamu Jadi....” menceritakan kejadian sehari-hari orang biasa di suatu zaman sejarah, misalnya kehidupan seorang Viking, kehidupan seorang pekerja pembuat rel kereta api, dan lain-lain.
Seandainya saja ada penulis dan ilustrator Indonesia yang mau melakukan riset serta membuat buku macam ini tetapi yang lebih dekat dengan sejarah Indonesia.... (diunggah oleh FIN pada 7 Mei 2007 08.38)
(Dikutip dari http:\\kebunrahasia.blogspot.com. 31 Mei 2007 15.25)
Tugas Kelompok
Bergabunglah dengan beberapa temanmu dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.       Apakah judul buku yang diresensi dai atas? Membahas persoalan apakah buku tersebut?
2.       Pokok-pokok persoalan apakah yang dibahas dalam buku tersebut?
3.       Apakah kelebihan dan kekurangan buku tersebut?
4.       Apakah manfaat yang diperoleh dengan membaca buku tersebut?
5.       Apa yang direkomendasikan resensi tersebut kepada pembaca?
6.       Apakah resensi itu sudah memberi informasi yang memadai dan beimbang?
7.       Identifikasilah format atau sistematika resensi di atas! Sebaiknya bagian-bagiannya secara urut dan lengkap.
Salah satu informasi yang penting dan dibutuhkan calon pembaca adalah garis besar isi buku. Untuk itu, resensi harus bisa memberikan gambaran tentang poko-pokok persoalan yang dibahas. Jika perlu, dapat menyampaikan garis besar isi bab demi bab. Dengan demikian, calon pembaca sudah memiliki bayangan, informasi-informasi apa yang akan diberikan oleh buku yang akan dibacanya itu. Agar ringkasan atau garis besar mudah dipahami, gunakanlah bahasa secara komunikatif. Hidari kalimat-kalimat majemuk yang berpotensi menimbulkan ambiguitas.
Tugas Mandiri
1.       Buatlah ringkasan atas buku yang kamu resensi!
2.       Dalam ringkasan tersebut, tulislah garis besar isi buku. Jika buku terdiri atas banyak bab, sebutkan secara singkat garis besar persoalan yang dibahas pada masing-masing bab.
3.       Panjang ringkasan tidak lebih dari satu paragraf
4.       Setelah selesai, periksalah dengan teliti ejaannya dan perbaikilah jika masih ada kesalahan.
Menimbang dengan Membandingkan Keunggulan dan Kelemahan Buku
Hakikat atau esensi dari sebuah resensi adalah menimbang kelebihan dan kekurangan sebuah buku. Jika lebih banyak kekurangannya, buku itu tidak layak direkomendasikan sebagai bahan bacaan. Sebaliknya, jika lebih banyak kelebihannya, dapat disimpulkan buku itu berbobot sehingga layak dibaca.
Hal yang disoroti dalam sebuah resensi tidak sebatas pada isi buku, tetapi sistematika penyajian, gaya bahasa, kecermatan ejaan, diksi, yang tidak berhubungan langsung dengan aspek isi. Bahkan ilustrasi, tat letak atau hal-hal yang berkenaan dengan teknik percetakan pun bisa dikomentari dan dinilai. Selain menilik kelebihan dan kekurangannya, peresensi juga diharapkan dapat menunjukkan hal-hal menarik atau istimewa dari buku. Penunjukan ini dapat langsung menuju pada halaman-halaman atau bagian-bagian tertentu. Untuk meyakinkan pembaca akan apa yang dikatakan, dapat pula diberikan kutipan tekstual dari bagian yang dimaksud beserta nomor halamannya.
Tugas Mandiri
1.       Identifikasilah kelebihan dan kekurangan buku yang kamu resensi!
2.       Tunjukkanlah bagian-bagian yang menarik atau istimewa. Sertakanlah dengan kutipan tekstual atas bagian tersebut dan nomor halamannya.
3.       Timbanglah kelebihan dan kekurangannya, kemudian simpuilkan kualitas buku tersebut!
4.       Buatlah sebuah saran atau rekomendasi kepada pembaca tentang buku yang kamu resensi!
Memahami Langkah-langkah Menulis Resensi Buku
Langkah-langkah menulis resensi
1.       Memilih judul buku yang layak untuk diresensi
2.       Mengidentifikasi data publikasi buku : judul, pengarang, penerbit, tehun terbit, jumlah halaman, ukuran/dimensi
3.       Membaca secara intensif untuk menikmati dan mendalami isi buku
4.       Meringkas untuk menemukan garis besar isi dan pokok-pokok penting/menarik
5.      a) Membaca ulang sambil meneliti isi buku untuk dapat mengidentifikasi sisi kelebihan, kekurangan, manfaat dan dampak negatifnya
        b)  Membandingkannya dengan buku berjudul sejenis yang lebih dahulu terbit
        c)   Menimbang bobot kelebihan dan kekurangannya, manfaat dan mudaratnya
6.      Mengambil kesimpulan untuk memberi saran pertimbangan atau rekomendasi kepada calon pembaca
Setelah semua langkah di atas dilakukan, barulah penulis dapat menuangkan hasil resensi ke dalam karangan dan memberinya judul yang menarik. Karangan ini hendak dipublikasikan sehingga harus diperiksa dan diedit dengan cermat. Jangan sampai kesalahan itu diketahui setelah dipublikasikan. Setelah semua dikerjakan dengan baik, tahap terakhir adalah mempublikasikan atau mengkonsumsikan hasil resensi kepada publik atau yang berkepentingan.
Seperti yang telah disampaikan bahwa untuk dapat menulis sebuah resensi, peresensi harus membaca secara cermat dan tuntas dan menangkap gagasan pokok, penting, mendasar, dan garis besar isi buku. Sisi-sisi buku yang menjadi daya tarik dan keunggulan daripada buku lain yang megulas hal sejenis harus sudah teridentifikasi. Kutipan atau data-data tekstual yang memperkuat serta menjadi bukti atas temuannya dan opininya itu juga sudah disiapkan lengkap dengan letak nomor halamannya.
Mengidentifikasi Identitas Kepengarangan dan Data Publikasi Buku
Pembaca resensi kadang tidak hanya ingin mengetahui gambaran isi buku, tetapi juga gambaran  fisik dan spesifiakasi buku yang akan dibacanya. Untuk itu peresensi sebaiknya menyampaikan identitas kepengarangan dan data publikasi buku. Data publlikasi buku adalah segala keterangan yang berkaitan dengan proses penerbitan sebuah buku. Termasuk di dalamnya adalah
a.      Judul buku
b.      Judul asli buku jika merupakan karya terjemahan
c.       Pengarang buku
d.      Penerjemah jika merupakan kayra terjemahan
e.      Penerbit yang menerbitkan
f.       Cetakan dan tahun diterbitkan
g.      Tebal atau jumlah halaman buku
h.      Ukuran dimensi buku (panjang/tinggi x lebar)
i.        Harga buku
Selain data publikasi di atas, jika memungkinkan, dalam resensi ditampilkan gambar dari cover atau sampul depan buku bersangkutan. Hal ini akan sangat membantu bagi calon pembeli/peminjam saat mencari buku itu di toko atau perpustakaan.
Tugas Mandiri
Sebelum kamu menulis resensi, pastikan bahwa hal-hal penting berikut ini sudah kamu lakukan dengan benar. Untuk itu, isilah blanko isian berikut ini sesuai data buku yang sudah kamu baca.
Data Publikasi Buku
Judul

Pengarang

Penerjemah

Editor/penyunting

Penerbit

Tahun terbit

Urutan cetakan

Ukuran dimensi buku

Tebal/jumlah halaman

Gambaran Isi Buku
Garis besar isi buku, judul-judul bab

Perbedaan/kekhasan dari buku lain yang sama

Hal-hal yang menarik atau khas

Bahasa Buku
Gaya atau ragam bahasa

Struktur kalimat dan diksi

Kecermatan ejaan

Analisis Tinjauan Buku
Kelebihan, keunggulan buku

Kekurangan, kelemahan buku

Manfaat buku

Saran yang dipertimbangkan
Kepada calon pembaca/pembeli buku

Judul resensi



Uji Kompetensi
1.      Dengan memanfaatkan dan bahan-bahan yang sudah kamu persiapkan sebellumnya, sekarang, karanglah sebuah tulisan resensi buku di buku tugasmu
2.      Setelah selesai, ketiklah hasil resensimu itu secara rapi di selembar kertas
3.      Dua hari dari tugas itu diberikan, kumpulkan resensimu dengan melampirkan buku yang kamu resensi
Uji Teori
1.      Sebutkan secara urut langkah-langkah menulis resensi
2.      Apakah hakikat atau esensi menulis resensi
3.      Aspek apa saja yang bisa disoroti dari buku yang diresensi
4.      Apakah yang dimaksud data publikasi buku
5.      Mencakup unsur apa sajakah data publikasi buku itu
6.      Perlukan dalam sebuha resensi dilampirkan gambar sampul buku yang diresensi
7.      Samakah judul resensi dengan judul buku yang diresensi

C.        MENDENGARKAN
Menjelaskan Unsur-unsur Intrinsik dari Pembacaan Penggalan Novel
Pada Bab IV kamu sudah diajak untuk mendengarkan pembacaan penggalan novel. Saat itu, kamu diajak untuk mengapresiasi bagaimana penggalan pembacaan itu dilakukan. Sekarang kamu diajak untuk membahas isi novel tersebut dengan membahas unsur-unsur intrinsik yang membangunnya.
Untuk mengingat kembali isi penggalan novel tersebut, siswa yang kemampuan membaca novelnya paling bagus akan membacakan penggalan novel sekali lagi. Simaklah baik-baik dan pahami isinya. Siswa tidak diperkenankan membaca sendiri. Untuk itu, tutuplah buku teksmu.
Kutipan penggalan novel berjudul Supernova: Petir karya Dee (Dewi Lestari) pada keping 39 dengan subjudul Dua Siluet yang Berangkulan di bacakan
Salah satu unsur intrinsik yang sangat penting adalah karakter tokoh dan latar cerita. Kedua unsur ini berhubungan erat. Karakter tokoh sangat dipengaruhi oleh latar, terutama latar tempat dan latar suasana sosial budaya. Tokoh yang digambarkan secara dinamis akan berubah-ubah tergantung situasi, waktu, tempat, dan sosial budaya lingkungan yang dimasuki.
Karakter atau perwatakan adalah penampilan keseluruhan ciri-ciri atau tipe dari seorang tokoh pelaku atau bagaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-rokoh dalam sebuah cerita rekaan atau fiksi.
Ada dua macam cara untuk memperkenalkan tokoh dan karakteristik tokoh dalam fiksi, yaitu
1.         Secara analitik (langsung), pengarang langsung memaparkan tentang watak atau karakter tokoh, pengarang menyebutkan bahwa seorang tokoh keras hati, keras kepala, penyayang, dan sebagainya.
2.         Secara dramatik (tidak langsung), penggambaran perwatakan yang tidak diceritakan langsung, tetapi disampaikan melalui (a) pilihan nama tokoh, (b) penggambaran fisik atau postur tubuh, (c) cara berpakaian, (d) tingkah laku tokoh, (e) keadaan lingkungannya, (f) dialog tokoh dengan dirinya atau dengan tokoh lainnya, (g) pola pikir saat menghadapi  masalah.
Ditinjau dari cara dan hasil penggambarannya, ada empat macam perwatakan, yaitu
1.       Perwatakan statis, yaitu pelukisan watak sang tokoh tetap tidak berubah-ubah dari awal sampai akhir cerita,
2.       Perwatakan dinamis, yaitu watak sang tokoh berubah dan berkembang dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat lain sesuai dengan situasi yang dimasukinya,
3.       Perwatakan datar, yaitu watak sang tokoh disoroti dari satu unsur atau satu dimensi saja,
4.       Perwatakan bulat, yaitu watak wang tokoh dilukiskan dari segala aspek dan meliputi semua dimensi, yaitu dimensi fisiologis, psikologis, dan sosial seperti yang terdapat pada tokoh nyata dalam hidup sehari-hari.
Latar adalah penggambaran ruang, waktu, dansegala situasi yang menjadi ruang bagi tokoh cerite untuk hidup, bergerak, atau mengalami berbagai peristiwa. Latar tidak hanya terbatas pada aspek geografis waktu dan tempat, tetapi juga menyangkut aspek sosial, budaya, dan emosional. Aspek ini mencakup pengertian suatu cerita itu terjadi pada zaman apa, dalam masyarakat bagaimana, dalam nuansa emosional bagaimana, serta kondisi alamiah seperti apa. Jadi, kalau ingin mengungkap latar suatu cerita, semua aspek itu harus dianalisis, yaitu latar waktu, latar suasana alamiah, latar suasana batiniah, dan latar suasana sosial budaya.
Tugas Kelompok
1.       Bagilah kelas dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4 – 5 siswa. Tunjuklah seorang anggota menjadi ketua/moderator dan seorang lagi menjadi notulis.
2.       Berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
a.       Apakah tema cerita novel di atas?
b.      Sebutkan nama tokoh utama dan tokoh-tokoh penting lainnya. Jelaskan dengan bukti tekstual perwatakan dari masing-masing tokoh tersebut!
c.       Jelaskan latar waktu, tempat, suasana alamiah, suasana batiniah, dan suasana sosial budaya cerita tersebut. Berikanlah data-data tekstual untuk memperkuat jawabanmu.
d.      Jelaskan alur yang digunakan, baik berdasarkan arah gerak ceritanya maupun jumlah ceritanya!
e.      Bagaimanakah sudut pandang pengarang dalam mengisahkan cerita tersebut? Berilah alasan  serta bukti jawabanmu!
f.        Apakah dalam cerita tersebut terdapat sorot balik (flashback)? Jika ada, tunjukkan pada bagian manakah itu?
g.       Pada bagian manakah terjadi puncak ketegangan (klimaks)?
h.      Sebutkan macam-macam konflik yang dialami tokoh utama!
3.       Presentasikanlah hasil kerja diskusimu di depan kelas. Setiap kelompok cukup mempresentasikan satu atau dua unsur intrinsik saja. Sebagai contoh, kelompok satu mempresentasikan tema dan sudut pandang cerita, kelompok dua mempresentasikan latar dan seterusnya.
4.       Tanggapilah setiap presentasi secara aktif. Sampaikan sanggahan apabila penilaian yang disampaikan tidak atau kurang tepat. Berilah alasan untuk setiap tanggapan yang kamu sampaikan.
Uji Kompetensi
1.       Lihatlah pertanyaan nomor 2 dalam tugas kelompok di atas!
2.       Jawablah pertanyaan-pertanyaan yang sudah kamu diskusikan tersebut dan tulislah dalam selembar kertas!
3.       Kumpulkan hasil kerjamu!
Uji Teori
1.       Apakah perbedaan karakteristik secara analitik dan dramatik?
2.       Dengan cara bagaimana pengarang mengungkapkan perwatakan tokoh yang dilakukan secara dramatik?
3.       Jelaskan perbedaan antara watak datar dan watak bulat!
4.       Jelaskan perbedaan antara watak statis dan dinamis!
5.       Sebutkan dan jelaskan 3 dimensi waktu!
6.       Apakah yang dimaksud latar cerita?
7.       Sebutkan dan jelaskan macam-macam latar suasana!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar