TUJUAN
PEMBELAJARAN
1.
Siswa mampu membaca nyaring teks
pidato dengan intonasi yang tepat
2.
Siswa mampu memahami
prinsip-prinsip penting berpidato
3.
Siswa mampu menulis resensi buku
pengetahuan berdasarkan format baku
4.
Siswa mampu menjelaskan
unsur-unsur intrinsik dari pembacaan penggalan novel
A.
MEMBACA
Membaca
Nyaring Teks Pidato dengan Intonasi yang
Tepat
Sangat besar
kemungkinan dalam suatu kesempatan nanti kita diminta untuk menyampaikan suatu
pidato, entah karena jabatan yang diduduki atau karena prestasi yang diraih.
Namun, sering seseorang gundah dan berkelit ketika diminta memberikan pidato
dalam suatu acara. Berbagai alasan dikemukakan, mulai dari kurang PD (percaya
diri), demam panggung, belum berpengalaman, sampai tidak tahu apa yang harus
dikatakan. Sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi karena ada bermacam-macam
cara berpidato yang dapat dipilih sesuai kemampuan.
Ada empat metode
yang lazim dipergunakan dalam berpidato, yaitu
1.
Metode impromtu, dilakukan secara
spontan tanpa persiapan sama sekali. Hanya yang dipandang mampu, ahli atau
berpengalaman yang biasa diminta untuk dengan metode ini
2.
Metode Menghafal, dilakukan dengan
menghafal teks/naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Kelemahan cara ini,
orator harus bayak meluangkan waktu. Selain itu, orator menjadi kurang
komunikatif dan tidak bisa fleksibel mengikuti perkembangan situasi
3.
Metode Naskah, dilakukan dengan
membacakan naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Bisanya dipergunakan
untuk pidato-pidato resmi. Keuntungan cara ini, teks bisa disusun atau
dibuatkan oleh orang lain
4.
MetodeEkstemporan, dilakukan
dengan membuat persiapan secara garis besar. Selanjutnya dikembangkan sendiri
dengan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi.
Di antara metode
di atas, cara yang paling cocok bagi yang baru belajar atau pertama kalinya
melakukan, yaitu metode naskah. Keuntungan metode ini adalah orator tidak perlu
berpikir tentang materi yang akan disampaikan. Semua kata yang akan diucapkan,
sudah ditulis dalam naskah dan tinggal membacanya. Oleh karena naskah ditulis
sebelum berpidato, ia dapat meminta bantua orang lain untuk memberi masukan
materi pidatonya. Bahkan, ada yang sepenuhnya dibuatkan oleh orang lain.
Sementara kelemahannya, yaitu seseorang harus meluangkan waktu lebih banyak untuk menyusun dan
membacakannya. Selain itu, karena
terpaku pada teks, pidato menjadi tidak komunikatif. Tatapan mata kepada
hadirin sebagai bentuk komunikasi tubuh memnjadi kurang terjalin. Orator juga
menjadi terlalu terikat dan kurang fleksibel beradaptasi dengan perkembangan
situasi dan reaksi aidiensi. Untuk mengimbangi beberapa kelemahan itu, orator
harus dapat menghidupkan naskah yang dibacanya. Caranya adalah dengan
membacakan dengan ekspresif, berirama, dan dengan intonasi yang tepat. Ucapan juga
harus terdengar dengan jelas. Oleh akrena itu, selain mempersiapkan naskah
pidato, penting sekali untuk berlatih terlebih dahulu sebelum membacakan teks
pidato.
Untuk mengetahui
bagaimana cara membacakan teks pidato secara menarik, terlebih dahulu, simaklah
pidato berikut ini.
Sambutan Presiden Republik
Indonesia
pada Acara Peresmian
Pemasyarakatan Pemanfaatan BBG pada Kendaraan Bermotor
20 Mei 2006
Bismilahirrokhmanirrokhim,
Assalamu’alaikum
Wr. Wb.
Selamat
sore
Salam
Sejahtera untuk kita semua
Yang
saya hormati Saudara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Para Menteri
Kabinet Indonesia Bersatu,
Saudara
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,
Saudara
Gubernur DKI Jakarta dan Para Pimpinan serta Pejabat di Jakarta, baik dariunsur
Eksekutif, Legislatif, yudikatif, maupun TNI dan Polri,
Para
Pimpinan Badan-badan Usaha Milik Negara,
Para
Sesepuh,
Hadirin
sekalian yang saya hormati,
Hari
ini kita bersyukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kita dapat
berkumpul bersama-sama pada Peresmian Gerakan Pemasyarakatan Pemanfaatan Bahan
Bakar Gas (BBG) pada Jebdaraan Bermotor.
Kita
menyadari, bahwa dengan semakin berm=kurangnya cadangan munyak bumi dubia, kita
perlu segera beralih kepada sumber energi lain. Salah satu alternatif pengganti
BBM adalah BBG dari bahan bakar minyak, menjadi bahan bakar gas. Pemanfaatan
BBG dapat memberikan beberapa keuntungan, antara lain, lebih akrab lingkungan,
lebih murah, dan lebih irit atau lebih efisien.
Sesungguhnya,
BBG telah mulai ditetapkan pemerintah sebagai bahan bakar kendaraan bulan Juni
1986. Ketetapan itu diberlakukan dalam rangka program diversifikasi, konversi
energi dan langit biru. Namun, kita masih mengalami kendala dalam hal pengadaan
stasiun pengisi BBG atau SPBG yang belum sebanyak SPBU untuk BBM. Oleh karena
itu, pengguna BBG sampai saat ini masih terbatas.
Dengan
semangat menerapkan kebijakan energi nasional 2006 – 2025, kita terus berupaya
dengan sungguh-sungguh memanfaatkan BBG dengan energi alternatif. BBG sudah
waktunya dimasyarakatkan penggunaannya, terutama di kota-kota besar. Dengan
tingkat pencemaran udara yang cukup tinggi, seperti Jakarta yang kita cintai
ini, BBG dapat menekan tingkat pencemaran udata itu pada tingkat yang lebih
rendah.
Sebagaimana
kita ketahui saat ini, kita nomor 3 dari segi pencemaran udara setelah Mexico
City dan Bangkok. Dikatakan tadi, hampir 80 % pencemaran udara di Jakarta
disebabkan oleh emisi bahan bakar minyak dan solar dari kendaraan bermotor.
Pengembangan
BBG untuk transportasi merupakan salah satu perwujudan dari program langit
biru. Untuk memasyarakatkan dan meningkatkan penggunaan BBG pemerintah akan
melakukan revitalisasi terhadap stasiun pengisisn bahan bakar gas atau SPBG,
lebih cepat lebih bagus. Di sini ada Menteri ESDM, ada Menteri Negara BUMN, ada
Dirut Pertamina, Dirut PGN ada juga.
Mari
bersama Pak Gubernur, kita lakukan percepatan pembangunan SPBG ini. Hal ini
diperlukan untuk menghemat waktu pengisian BBG dibandingkan sebelumnya. Selain
itu, pemerintah merencanakan pula untuk penambahan SPBG dan infrastruktur
lainnya.
Saudara
sekalian, kita patut bersyukur dan menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Pemda DKI Jakarta yang memelopori pemanfaatan BBG
bagi kendaraan bermotor, khususnya di jalur bus way. Dalam waktu dekat,
kendaraan umum, taksi, bajaj dan bus, serta kendaraan pribadi dapat beralih
dari BBM ke BBG. Karena itu, sosialisasi
penggunaan BBG dan pembangunan
infrastrukturnya harus terus menerus dilakukan. Dan didukung semua pihak. Kita
harus menghargai langkah Pemda DKI Jakarta yang mengharuskan transjakarta dan
bajaj versi peremajaan untuk menggunakan BBG.
Saya
berharap Pemda DKI Jakarta melakukan langkah-langkah penyempurnaan dan
pelayanan dalam penggunaan BBG ini. Berikanlah kemudahan akses bagi masyarakat
ke tempat-tempat pengisian BBG. Perbanyaklah jumlah kendaraan yang menggunakan
bahan bakar gas beserta ketersediaan bengkel dan suku cadangnya. Harus
intergrated, harus total.
Dengan
demikian, kalau ada satu masalahbisa segera dicarikan solusinya. Berikan pula
jaminan rasa aman kepada pengguna BBG agar lebih banyak lagi anggota masyarakat
yang beralih menggunakannya. Jangan sampai karena kurang komunikasi, karena
kurang sosialisasi terdapat kekuatiran atau ketakutan menggunakan BBG. Kita
yakinkan kepada masyarakat bahwa bahan bakar ini aman.
Dengan
semakin banyaknya pengguna BBG, berarti kita telah berupaya bersama-sama
menekan tingkat pencemaran udara di Jakarta. Kita menyadari bahwa warga
masyarakat belum dapat menerima sepenuhnya penggunaan BBG untuk transportasi.
Hal itu karena masih ada kekuatiran dari sisi keamanan. Untuk itu, saya
mengingatkan, perlunya melakukan upaya standarisasi tabung gas. Itu yang
pertama. Yang kedua, akreditasi bengkel, dan yang ketiga, sertifikasi teknisi.
Kalau tiga-tiganya aman, tabung gasnya, bengkelnya sahiih, teknisinya bisa
diyakini ketrampilannya. Isya Allah semua akan berjalan dengan baik. Untuk itu
pemerintah berupaya mendorong
pengembangan BBG melaluipemberian berbagai kemudahan.
Kemudahan-kemudahan
itu antara lain, penurunan harga jual gas bumi Pertamina, pemberian bantuan convention aid, pengurangan biaya
listrik PLN melalui perubahan golongan tarif pelanggan untuk SPBG. Selain itu,
diupayakan pula pengurangan bea masuk, penurunan pajak bahan bakar kendaraan
bermotor dan pengurangan tarif tol V
pipa untuk gas bumi ileh Perusahaan Gas Negara.
Hadirin
sekalian yang saya mulyakan.
Sebelum
saya mengakhiri sambutan ini, saya ingin menyampaikan bahwa masalah energi dan
masalah lingkungan adalah dua faktor yang sangat-sangat penting bagi
keberlanjutan kehidupan sustainability
bagi kehidupan kita semua. Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, mari
kita sukseskan kebijakan energi yang baru ini, demi kita sendiri, demi anak
cucu kita, dan demi masa depan Indonesia yang kita cintai.
Hadirin
sekalian yang saya hormati.
Akhirnya
pada hari ini, Sabtu, 20 Mei 2006, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional
dengan mengucapkan Bismillahirrokhmanirrokhim,
saya resmikan “Gerakan Pemasyarakatan Pemanfaatan Bahan Bakar Gas pada Kendaraan
Bermotor”. Semoga Tuhan yang Maha Kuasa selalu melimpahkan bimbingan, petunjuk,
dan lindungan-Nya kepada kita semua. Sekian.
Wassalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tugas Kelompok.
Bentuklah
kelompok diskusi yang beranggota 4 – 6 siswa.
Berdasarkan
tampilan pidato di atas, berdiskusilah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut.
1.
Menurut kelompok kalian, apakah
penyampaian pidato tersebut sudah menarik? Apabila ya, apa yang membuatnya
menjadi menarik?
2.
Apakah orator terlihat cukup
percaya diri? Apabila ya, apa indikasi atau tanda bahwa dia cukup percaya diri
(PD)?
3.
Apakah orator membacakan teks
pidatonya dengan intonasi dan ekspresi yang tepat?
4.
Bagaimanakah kecepatan atau tempo
membacakannya? Apakah sudah cukup pas?
5.
Bagaimanakah artikulasi atau
pemenggalan kata-katanya? Apakah ada kata yang diucapkan dengan pelafalan yang
keliru? Jika ada, tunjukkan dengan jelas!
6.
Bagaimana jalinan kontak mata
dengan pendengar,, apakah sudah dilakukan dengan cukup?
7.
Bagaimanakah sikap badan dan sikap
tangan yang memegang teks? Apakah sudah dilakukan dengan baik dan benar?
8.
Jika menurutmu tidak menarik,
apakah yang menjadi kekurangannya? Sebutkan hal-hal yang perlu diperbaiki!
Secara
bergantian, presentasikanlah jawaban kelompok kalian di muka kelas. Bersama-sama
teman satu kelas dan dengan bimbingan guru, rumuskanlah cara membacakan teks
pidato yang benar dan menarik.
Uji Kompetensi
1.
Bergabunglah kembali pada
kelompokmu. Pelajarilah kutipan penggalab pidato yang telah diberikan
2.
Di depan kelompok, bacakanlah teks
pidato tersebut dengan tepat dan menarik. Perhatikanlah intonasi, artikulasi
dan pemenggalan, gaya dan ekspresi, kontak mata, tempo, dan lain sebagainya.
3.
Setelah selesai, mintalah
teman-temanmu untuk mengomentari panampilanmu. Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan
evaluasi berikut dan mintalah tamanmu untuk menjawab dengan jujur.
Pertanyaan Panduan
|
Penilaian
|
||
Baik
|
Cukup
|
Kurang
|
|
Apakah saya sudah terlihat percaya
diri dan tidak demam panggung?
|
|
|
|
Apakah volume suara saya terdengar
cukup jelas?
|
|
|
|
Bagaimana tempo membaca saya?
|
|
|
|
Apakah pelafalan saya sudah tepat?
|
|
|
|
Apakah saya sudah membaca dengan
berintonasi?
|
|
|
|
Bagaimana gaya dan sikap badan
saya?
|
|
|
|
Apakah saya saat membaca terlihat
ekspresif?
|
|
|
|
Bagaimana tatapan mata saya kepada
audien saat membaca?
Apakah sudah cukup dan merata?
|
|
|
|
Bagaimana sikap tangan dan cara
saya memegang teks?
|
|
|
|
4.
Berdasarkan masukan dan penilaian
dari teman. Berlatihlah lagi sampai penampilan kalian dinilai cukup.
Memahami Prinsip-prinsip
Penting Berpidato
Semua
orang yang berpidato, ingin ucapannya didengar sampai kata terakhir dengan
perasaan senang dan ikhlas. Namun, harapan itu kadang sulit terwujud.
Seringkali, saat seseorang berpidato, pendengar malah asyik mengobrol sendiri
atau tertunduk karena bosan. Semua itu tidak terlepas dari bagaiman cara orang
tersebut berpidato. Seandainya dibawakan dengan menarik dan isinya berbobot, pasti dengan sendirinya
pendengar akan menyimak dengan antusias. Namun, bila disampaikan dengan suara
hambar, tidak bersemangat, tidak menguasai materi, tidak bersahabat, tentu
harapan itu sulit terwujud.
Berikut
ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar pidato menarik dan sukses.
1.
Menguasai materi pidato, apapun
metode yang digunakan
2.
Menggunakan bahasa yang efektif
dan komunikatif’
3.
Menggunakan bahasa Indonesia baku,
terlebih pidato dalam forum resmi
4.
Mengenakan pakaian rapi dan sopan
sesuai budaya serta situasi
5.
Menghindari pembicaraan bermuatan
SARA
6.
Tidak merendahkan martabat dan harga
diri pendengar dan tidak terlalu menggurui
7.
Percaya diri, tetapi tidak memberi
kesan sombong atau angkuh
8.
Selalu ingat pada waktu dan pintar
membaca situasi
Uji Kompetensi
1.
Karanglah naskah pidato bertopik
teknologi sepanjang 1 halaman folio atau durasi penyampaiannya paling lama 3
menit
2.
Ketiklah teks tersebut di selembar
kertas kuarto atau A4
3.
Pelajari dan berlatih membacakan
teks tersebut. Jika perlu, berlatihlah di depan cermin atau dihadapan salah
seorang temanmu.
4.
Garis bawahilah
informasi-informasi atau ide-ide penting yang ada dalam teks dan perlu mendapat
tekanan khusus
5.
Tandai pula kata-kata yang
pelafalannya sulit atau rawan salah pemenggalan
6.
Secara bergantian, majulah ke
depan kelas untuk membacakan teks pidato tersebut.
Uji Teori
1.
Pada kesempatan apa sajakah pidato
biasa disampaikan?
2.
Ketakutan apa yang sering dihadapi
seseorang pada saat diminta berpidato?
3.
Apa yang menyebabkan pidato tidak
menarik?
4.
Sebutkan macam-macam metode
berpidato?
5.
Apakah yang dimaksud dengan metode
impromtu?
6.
Apakah yang dimaksud dengan metode
ekstemporan?
7.
Apakah kelebihan dan kekurangan
metode naskah?
8.
Sebutkan prinsip-prinsip yang
harus diperhatikan pada saat berpidato?
9.
Bagaimanakah ragam bahasa yang
digunakan dalam pidato resmi?
10.
Mengapa saat berpidato tidak boleh
membahas hal yang bermuatan persoalan SARA?
B.
MENULIS
Menulis Resensi Buku
Pengetahuan Berdasarkan Format Baku
Seiring
dengan kemajuan teknologi percetakan dan derasnya arus informasi, jumlah judul
buku yang diterbitkan semakin banyak. Ada buku pengetahuan populer tentang
hobi, seperti tanaman hias, binatang piaraan, olah raga, musik, otomotif,
elektronik, komputer, fotografi, astronomi, dan memasak. Ada juga buku
pengetahuan yang berhubungan dengan minat-minat tertentu, seperti psikologi,
rohani, filsafat, bisnis, politik, hukum, dan kesehatan. Banyaknya buku yang
beredar itu membuat pembaca kadang bingung menentukan pilihan. Apalagi, banyak
buku bertopik sama, tetapi pengarang dan penerbutnya berbeda.
Di
toko buku, kebanyakan buku-buku disegel sehingga calon pembeli tidak bisa
mengintip isinya. Calon pembeli tidak bisa mengetahui bagaimana kualitas buku
yang akan dibelinya dan juga tidak tahu apakah isinya s
esuai
kebutuhannya. Untuk membantu mengatasi persoalan itu, pembaca bisa membaca
resensi buku yang sering terdapat di media cetak.
Isitlah
resensi berasal dari bahasa Belanda resentie atau bahasa latin recensio yang artinya memeriksa kembali. Resensi berisi
ulasan, tanggapan, penilaian, dan apresiasi seseorang terhadap sebuah buku.
Resensi disebut juga timbangan buku.
Berikut
ini contoh sebuah resenri. Perhatikan baik-baik isi dan sestematikanya
Maukah Kamu Jadi Murid di
Zaman Victoria?
Pelajaran yang Asyik untuk
Diketahui
Judul asli : You Wouldn’t Want To Be a Victorian Schoolchildl: Lessons you’d
rather not learn
Penulis : John Malam
Ilustrator : David Antram
Penerjemah : Nike Sinta Karina
Terbit : Jakarta, Erlangga
for Kids, 2003, 32 hal
ISBN
979-781-813-6
Harga : Rp 16.000,00
Jenis : buku nonfiksi anak-anak bergambar
Saya
cenderung tertarik pada fiksi, tapi suatu hari tiba-tiba malah menjangkau buku
ini karena penasaran dengan judulnya ditambah sampulnya yang menampilkan dua
anak zaman Victoria yang sedang dihukum. Dulu waktu remaja saya pernah
dipinjami buku-buku seri Horrible
Histories karya Teary Deary.
Buku-buku itu bisa menyajikan sisi dari sejarah dengan menarik karena penulis
menaburinya dengan detil-detil mengejutkan (bagi anak-anak). Nah, buku “Maukah
Kamu Jadi Murid di Zaman Victoria?” serupa dalam hal ini.
Bagaimana
seandainya kamu (pembaca) adalah murid di zaman Victoria? Buku ini menceritakan
apa yang akan kamu alami sehari-hari. Dimulai dari sebelum berangkat sekolah,
kemudian bel masuk pukul 9, pencatatan kehadiran, dilanjutkan dengan
pelajaran-pelajaran. Ada juga bagian mengenai apa yang dilakukan saat istirahat
siang, apa hadiah kalau berprestasi, apa hukuman kalau nakal. Terakhir
diceritakan apa yang akan terjadi jika ada penilik sekolah datang, dan
bagaimana rekreasi atau pesta sekolah pada akhir tahun sekolah.
Bagian
asyiknya adalah membandingkan pengalaman kamu (sebagai pembaca) di zaman
tersebut dengan yang dialami di kehidupan
sebenarnya di zaman sekarang. Misalnya, di zaman itu ada pemeriksaan
kutu sebellum pelajaran dimulai, pemisahan kelas anak laki-laki dan perempuan,
serta pelajaran dasar adalah menulis, membaca, dan menghhitung. Diberitahukan
juga apa permainan yang dulu umum dimainkan, dan yang tidak berubah dari dahulu
sampai sekarang adanya anak-anak nakal yang mengganggu anak-anak lain.
Ilustrasi
yang rata-rata mengisi lebih dari 50% halaman buku juga tak kalah menarik.
Pembaca akan asyik mengamati gambar-gambar peralatan kelas yang jauh berbeda
dengan zaman sekarang, gaya berpakaian orang-orangnya, dan banyak adegan-adegan
lucu, seperti anak yang tak sengaja menumpahkan tinta. Oh ya, sebagian teksnya
juga lucu, misal pada sidebar di
halaman 18, Pengetahuan Umum. “Pada pelajaran ini, kamu belajar tentang hal-hal
yang tak begitu penting. Misalnya, suara bebek tidak bergema dan bintang laut
tidak punya otak”.
Kalau
diperhatikan, judul asli dan subjudul asli buku ini berbentuk kalimat negatif.
Biasanya anak-anak – kadang orang dewasa juga – kalau diberitahu sesuatu tidak
bagus atau jangan dilakukan, malah ingin tahu. Entah mengapa terjemahannya berubah
menjadi kalimat berbentuk positif. Untung sama menariknya.
Pada
sampul depan, ejaan yang dipakai adalah “Victoria”, tapi di halaman judul serta
halaman informasi penerbitan (kolofon) ejaan yang dipakai adalah “Viktoria”,
mana yang benar?
Terlepas
dari kekurangan tadi, buku ini asyik dibolak-balik walau buat memandangi
ilustrasinya saja. Tapi saya yalin pembaca kecil juga akan tertarik untuk
membaca teksnya yang tak kalah seru. Buku-buku lain di seri “Maukah Kamu
Jadi....” menceritakan kejadian sehari-hari orang biasa di suatu zaman sejarah,
misalnya kehidupan seorang Viking, kehidupan seorang pekerja pembuat rel kereta
api, dan lain-lain.
Seandainya
saja ada penulis dan ilustrator Indonesia yang mau melakukan riset serta
membuat buku macam ini tetapi yang lebih dekat dengan sejarah Indonesia....
(diunggah oleh FIN pada 7 Mei 2007 08.38)
(Dikutip
dari http:\\kebunrahasia.blogspot.com. 31 Mei 2007 15.25)
Tugas Kelompok
Bergabunglah
dengan beberapa temanmu dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1.
Apakah judul buku yang diresensi
dai atas? Membahas persoalan apakah buku tersebut?
2.
Pokok-pokok persoalan apakah yang
dibahas dalam buku tersebut?
3.
Apakah kelebihan dan kekurangan
buku tersebut?
4.
Apakah manfaat yang diperoleh
dengan membaca buku tersebut?
5.
Apa yang direkomendasikan resensi
tersebut kepada pembaca?
6.
Apakah resensi itu sudah memberi
informasi yang memadai dan beimbang?
7.
Identifikasilah format atau
sistematika resensi di atas! Sebaiknya bagian-bagiannya secara urut dan
lengkap.
Salah
satu informasi yang penting dan dibutuhkan calon pembaca adalah garis besar isi
buku. Untuk itu, resensi harus bisa memberikan gambaran tentang poko-pokok
persoalan yang dibahas. Jika perlu, dapat menyampaikan garis besar isi bab demi
bab. Dengan demikian, calon pembaca sudah memiliki bayangan,
informasi-informasi apa yang akan diberikan oleh buku yang akan dibacanya itu.
Agar ringkasan atau garis besar mudah dipahami, gunakanlah bahasa secara
komunikatif. Hidari kalimat-kalimat majemuk yang berpotensi menimbulkan
ambiguitas.
Tugas Mandiri
1.
Buatlah ringkasan atas buku yang
kamu resensi!
2.
Dalam ringkasan tersebut, tulislah
garis besar isi buku. Jika buku terdiri atas banyak bab, sebutkan secara
singkat garis besar persoalan yang dibahas pada masing-masing bab.
3.
Panjang ringkasan tidak lebih dari
satu paragraf
4.
Setelah selesai, periksalah dengan
teliti ejaannya dan perbaikilah jika masih ada kesalahan.
Menimbang dengan
Membandingkan Keunggulan dan Kelemahan Buku
Hakikat
atau esensi dari sebuah resensi adalah menimbang kelebihan dan kekurangan
sebuah buku. Jika lebih banyak kekurangannya, buku itu tidak layak
direkomendasikan sebagai bahan bacaan. Sebaliknya, jika lebih banyak
kelebihannya, dapat disimpulkan buku itu berbobot sehingga layak dibaca.
Hal
yang disoroti dalam sebuah resensi tidak sebatas pada isi buku, tetapi sistematika penyajian, gaya bahasa,
kecermatan ejaan, diksi, yang tidak berhubungan langsung dengan aspek isi.
Bahkan ilustrasi, tat letak atau
hal-hal yang berkenaan dengan teknik percetakan pun bisa dikomentari dan dinilai.
Selain menilik kelebihan dan kekurangannya, peresensi juga diharapkan dapat
menunjukkan hal-hal menarik atau istimewa dari buku. Penunjukan ini dapat
langsung menuju pada halaman-halaman atau bagian-bagian tertentu. Untuk
meyakinkan pembaca akan apa yang dikatakan, dapat pula diberikan kutipan
tekstual dari bagian yang dimaksud beserta nomor halamannya.
Tugas Mandiri
1.
Identifikasilah kelebihan dan
kekurangan buku yang kamu resensi!
2.
Tunjukkanlah bagian-bagian yang
menarik atau istimewa. Sertakanlah dengan kutipan tekstual atas bagian tersebut
dan nomor halamannya.
3.
Timbanglah kelebihan dan
kekurangannya, kemudian simpuilkan kualitas buku tersebut!
4.
Buatlah sebuah saran atau
rekomendasi kepada pembaca tentang buku yang kamu resensi!
Memahami Langkah-langkah
Menulis Resensi Buku
Langkah-langkah
menulis resensi
1.
Memilih judul buku yang layak
untuk diresensi
2.
Mengidentifikasi data publikasi
buku : judul, pengarang, penerbit, tehun
terbit, jumlah halaman, ukuran/dimensi
3.
Membaca secara intensif untuk
menikmati dan mendalami isi buku
4.
Meringkas untuk menemukan garis
besar isi dan pokok-pokok penting/menarik
5. a) Membaca ulang sambil meneliti
isi buku untuk dapat mengidentifikasi sisi kelebihan, kekurangan, manfaat dan
dampak negatifnya
b) Membandingkannya
dengan buku berjudul sejenis yang lebih dahulu terbit
c) Menimbang bobot
kelebihan dan kekurangannya, manfaat dan mudaratnya
6. Mengambil kesimpulan untuk memberi saran pertimbangan atau rekomendasi
kepada calon pembaca
Setelah semua langkah di atas dilakukan, barulah penulis dapat
menuangkan hasil resensi ke dalam karangan dan memberinya judul yang menarik.
Karangan ini hendak dipublikasikan sehingga harus diperiksa dan diedit dengan
cermat. Jangan sampai kesalahan itu diketahui setelah dipublikasikan. Setelah
semua dikerjakan dengan baik, tahap terakhir adalah mempublikasikan atau
mengkonsumsikan hasil resensi kepada publik atau yang berkepentingan.
Seperti yang telah disampaikan bahwa untuk dapat menulis sebuah
resensi, peresensi harus membaca secara cermat dan tuntas dan menangkap gagasan
pokok, penting, mendasar, dan garis besar isi buku. Sisi-sisi buku yang menjadi
daya tarik dan keunggulan daripada buku lain yang megulas hal sejenis harus
sudah teridentifikasi. Kutipan atau data-data tekstual yang memperkuat serta
menjadi bukti atas temuannya dan opininya itu juga sudah disiapkan lengkap
dengan letak nomor halamannya.
Mengidentifikasi Identitas
Kepengarangan dan Data Publikasi Buku
Pembaca resensi kadang tidak hanya ingin mengetahui gambaran isi buku,
tetapi juga gambaran fisik dan
spesifiakasi buku yang akan dibacanya. Untuk itu peresensi sebaiknya
menyampaikan identitas kepengarangan dan data publikasi buku. Data publlikasi
buku adalah segala keterangan yang berkaitan dengan proses penerbitan sebuah
buku. Termasuk di dalamnya adalah
a.
Judul buku
b.
Judul asli buku jika merupakan
karya terjemahan
c.
Pengarang buku
d.
Penerjemah jika merupakan kayra
terjemahan
e.
Penerbit yang menerbitkan
f.
Cetakan dan tahun diterbitkan
g.
Tebal atau jumlah halaman buku
h.
Ukuran dimensi buku (panjang/tinggi
x lebar)
i.
Harga buku
Selain data publikasi di atas, jika memungkinkan, dalam resensi
ditampilkan gambar dari cover atau sampul depan buku bersangkutan. Hal ini akan
sangat membantu bagi calon pembeli/peminjam saat mencari buku itu di toko atau
perpustakaan.
Tugas Mandiri
Sebelum kamu menulis resensi, pastikan bahwa hal-hal penting berikut
ini sudah kamu lakukan dengan benar. Untuk itu, isilah blanko isian berikut ini
sesuai data buku yang sudah kamu baca.
Data
Publikasi Buku
|
Judul
|
|
Pengarang
|
|
|
Penerjemah
|
|
|
Editor/penyunting
|
|
|
Penerbit
|
|
|
Tahun terbit
|
|
|
Urutan cetakan
|
|
|
Ukuran dimensi
buku
|
|
|
Tebal/jumlah
halaman
|
|
|
Gambaran
Isi Buku
|
Garis besar isi
buku, judul-judul bab
|
|
Perbedaan/kekhasan
dari buku lain yang sama
|
|
|
Hal-hal yang
menarik atau khas
|
|
|
Bahasa Buku
|
Gaya atau ragam
bahasa
|
|
Struktur kalimat
dan diksi
|
|
|
Kecermatan ejaan
|
|
|
Analisis
Tinjauan Buku
|
Kelebihan,
keunggulan buku
|
|
Kekurangan,
kelemahan buku
|
|
|
Manfaat buku
|
|
|
Saran
yang dipertimbangkan
|
Kepada calon
pembaca/pembeli buku
|
|
Judul
resensi
|
|
|
Uji Kompetensi
1.
Dengan memanfaatkan dan
bahan-bahan yang sudah kamu persiapkan sebellumnya, sekarang, karanglah sebuah
tulisan resensi buku di buku tugasmu
2.
Setelah selesai, ketiklah hasil
resensimu itu secara rapi di selembar kertas
3.
Dua hari dari tugas itu diberikan,
kumpulkan resensimu dengan melampirkan buku yang kamu resensi
Uji Teori
1.
Sebutkan secara urut
langkah-langkah menulis resensi
2.
Apakah hakikat atau esensi menulis
resensi
3.
Aspek apa saja yang bisa disoroti
dari buku yang diresensi
4.
Apakah yang dimaksud data
publikasi buku
5.
Mencakup unsur apa sajakah data
publikasi buku itu
6.
Perlukan dalam sebuha resensi
dilampirkan gambar sampul buku yang diresensi
7.
Samakah judul resensi dengan judul
buku yang diresensi
C.
MENDENGARKAN
Menjelaskan
Unsur-unsur Intrinsik dari Pembacaan Penggalan Novel
Pada Bab IV kamu sudah diajak untuk
mendengarkan pembacaan penggalan novel. Saat itu, kamu diajak untuk
mengapresiasi bagaimana penggalan pembacaan itu dilakukan. Sekarang kamu diajak
untuk membahas isi novel tersebut dengan membahas unsur-unsur intrinsik yang
membangunnya.
Untuk mengingat kembali isi penggalan novel
tersebut, siswa yang kemampuan membaca novelnya paling bagus akan membacakan
penggalan novel sekali lagi. Simaklah baik-baik dan pahami isinya. Siswa tidak
diperkenankan membaca sendiri. Untuk itu, tutuplah buku teksmu.
Kutipan penggalan
novel berjudul Supernova: Petir karya Dee (Dewi Lestari) pada keping 39 dengan
subjudul Dua Siluet yang Berangkulan di bacakan
Salah satu unsur intrinsik yang sangat penting
adalah karakter tokoh dan latar cerita. Kedua unsur ini berhubungan erat.
Karakter tokoh sangat dipengaruhi oleh latar, terutama latar tempat dan latar
suasana sosial budaya. Tokoh yang digambarkan secara dinamis akan berubah-ubah
tergantung situasi, waktu, tempat, dan sosial budaya lingkungan yang dimasuki.
Karakter atau perwatakan adalah penampilan
keseluruhan ciri-ciri atau tipe dari seorang tokoh pelaku atau bagaimana cara
pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-rokoh dalam sebuah cerita
rekaan atau fiksi.
Ada dua macam cara untuk memperkenalkan tokoh
dan karakteristik tokoh dalam fiksi, yaitu
1.
Secara analitik (langsung), pengarang langsung
memaparkan tentang watak atau karakter tokoh, pengarang menyebutkan bahwa
seorang tokoh keras hati, keras kepala, penyayang, dan sebagainya.
2.
Secara dramatik (tidak langsung), penggambaran
perwatakan yang tidak diceritakan langsung, tetapi disampaikan melalui (a)
pilihan nama tokoh, (b) penggambaran fisik atau postur tubuh, (c) cara berpakaian,
(d) tingkah laku tokoh, (e) keadaan lingkungannya, (f) dialog tokoh dengan
dirinya atau dengan tokoh lainnya, (g) pola pikir saat menghadapi masalah.
Ditinjau dari cara dan hasil penggambarannya,
ada empat macam perwatakan, yaitu
1.
Perwatakan statis, yaitu pelukisan
watak sang tokoh tetap tidak berubah-ubah dari awal sampai akhir cerita,
2.
Perwatakan dinamis, yaitu watak
sang tokoh berubah dan berkembang dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat
lain sesuai dengan situasi yang dimasukinya,
3.
Perwatakan datar, yaitu watak sang
tokoh disoroti dari satu unsur atau satu dimensi saja,
4.
Perwatakan bulat, yaitu watak wang
tokoh dilukiskan dari segala aspek dan meliputi semua dimensi, yaitu dimensi
fisiologis, psikologis, dan sosial seperti yang terdapat pada tokoh nyata dalam
hidup sehari-hari.
Latar adalah penggambaran ruang, waktu,
dansegala situasi yang menjadi ruang bagi tokoh cerite untuk hidup, bergerak,
atau mengalami berbagai peristiwa. Latar tidak hanya terbatas pada aspek
geografis waktu dan tempat, tetapi juga menyangkut aspek sosial, budaya, dan
emosional. Aspek ini mencakup pengertian suatu cerita itu terjadi pada zaman
apa, dalam masyarakat bagaimana, dalam nuansa emosional bagaimana, serta
kondisi alamiah seperti apa. Jadi, kalau ingin mengungkap latar suatu cerita,
semua aspek itu harus dianalisis, yaitu latar waktu, latar suasana alamiah,
latar suasana batiniah, dan latar suasana sosial budaya.
Tugas
Kelompok
1.
Bagilah kelas dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri atas 4 – 5 siswa. Tunjuklah seorang anggota
menjadi ketua/moderator dan seorang lagi menjadi notulis.
2.
Berdiskusilah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut
a.
Apakah tema cerita novel di atas?
b.
Sebutkan nama tokoh utama dan
tokoh-tokoh penting lainnya. Jelaskan dengan bukti tekstual perwatakan dari
masing-masing tokoh tersebut!
c.
Jelaskan latar waktu, tempat,
suasana alamiah, suasana batiniah, dan suasana sosial budaya cerita tersebut.
Berikanlah data-data tekstual untuk memperkuat jawabanmu.
d.
Jelaskan alur yang digunakan, baik
berdasarkan arah gerak ceritanya maupun jumlah ceritanya!
e.
Bagaimanakah sudut pandang
pengarang dalam mengisahkan cerita tersebut? Berilah alasan serta bukti jawabanmu!
f.
Apakah dalam cerita tersebut
terdapat sorot balik (flashback)? Jika ada, tunjukkan pada bagian manakah itu?
g.
Pada bagian manakah terjadi puncak
ketegangan (klimaks)?
h.
Sebutkan macam-macam konflik yang
dialami tokoh utama!
3.
Presentasikanlah hasil kerja
diskusimu di depan kelas. Setiap kelompok cukup mempresentasikan satu atau dua
unsur intrinsik saja. Sebagai contoh, kelompok satu mempresentasikan tema dan
sudut pandang cerita, kelompok dua mempresentasikan latar dan seterusnya.
4.
Tanggapilah setiap presentasi
secara aktif. Sampaikan sanggahan apabila penilaian yang disampaikan tidak atau
kurang tepat. Berilah alasan untuk setiap tanggapan yang kamu sampaikan.
Uji
Kompetensi
1.
Lihatlah pertanyaan nomor 2 dalam
tugas kelompok di atas!
2.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan
yang sudah kamu diskusikan tersebut dan tulislah dalam selembar kertas!
3.
Kumpulkan hasil kerjamu!
Uji
Teori
1.
Apakah perbedaan karakteristik
secara analitik dan dramatik?
2.
Dengan cara bagaimana pengarang
mengungkapkan perwatakan tokoh yang dilakukan secara dramatik?
3.
Jelaskan perbedaan antara watak
datar dan watak bulat!
4.
Jelaskan perbedaan antara watak
statis dan dinamis!
5.
Sebutkan dan jelaskan 3 dimensi
waktu!
6.
Apakah yang dimaksud latar cerita?
7.
Sebutkan dan jelaskan macam-macam
latar suasana!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar